Skema Fasilitas Pabrik Pembakaran Sampah

Mobil pengumpul sampah yang telah mengumpulkan sampah menjatuhkan sampah ke“lubang sampah”yang menampung sampah sementara di“panggung pemasukan”.
Ruang pemantau pemasukan melakukan pemantauan agar tidak terjadi kecelakaan karena beratus-ratus mobil pengumpul sampah datang dan pergi di panggung pemasukan dalam satu hari.
“Pintu pemasukan”mendeteksi mobil pengumpul sampah, lalu membuka dan menutup secara otomatis.
Mobil pengumpul sampah yang dapat mengangkat tempat muatan, menjatuhkan sampah ke lubang sampah langsung dari pintu pemasukan.
Langkah aman ketika menjatuhkan sampah secara manual dari mobil yang tidak dapat mengangkat tempat muatan, maka supaya orang tidak terjatuh ke lubang sampah, sebaiknya menerima sampah sementara di dumping box , lalu menjatuhkannya dengan cara seperti perosotan.

“Lubang sampah”adalah ruang besar untuk menampung sampah sementara yang telah diangkut dengan mobil pengumpul sampah.
Sampah dicengkam dan diangkat dengan“crane sampah”lalu dimasukkan dari“lubang sampah”ke“tungku pembakaran”.
Saat ini yang penting adalah sampah yang akan dimasukkan telah diaduk supaya menjadi rata.
Karena benda yang dapat didaur ulang dan yang tidak dapat dibakar telah dipilah-pilahkan secara rinci ketika sampah dikumpulkan maka di pabrik pembakaran sampah pada prinsipnya hanya didatangkan“sampah yang dapat dibakar”, tetapi di dalam“sampah yang dapat dibakar”tersebut pun tercampur“sampah yang sulit dibakar”seperti sampah mentah yang mengandung kadar air dan“sampah yang mudah dibakar”seperti kertas.
Karena itu sampah diaduk dengan menggunakan crane sampah agar menjadi rata (agitasi sampah) supaya menjadi mudah dibakar.
“Crane sampah”dioperasikan oleh operator yang telah bersertifikat.
Sesuai dengan keperluannya, pada malam hari pun sambil beroperasi secara otomatis, crane terus bergerak selama 24 jam tanpa berhenti.

Sampah yang dimasukkan ke“tungku pembakaran”dapat terbakar karena sampah itu sendiri menjadi bahan bakar.
Karena itu sekali sampah terkena api pada saat tungku pembakaran dinyalakan, sampai tungku pembakaran padam tidak memerlukan lagi bahan pembantu pembakaran.
Kemudian, dengan pembakaran terus menerus pada suhu tinggi 850-950℃maka akan dapat menghilangkan bau dan menahan timbulnya dioksin dan senyawanya.
Perlu diketahui, udara yang diperlukan pada pembakaran sampah diambil dari“lubang sampah”sebagai penampung sampah, maka diupayakan agar baunya tidak keluar dari lubang sampah.

Lubang abu adalah tempat untuk menampung abu hasil pembakaran.
Abu yang keluar dari tempat pembakaran diangkut dengan“conveyor abu”dan di tampung dalam“lubang abu”.
Kemudian, jelaga dan debu yang dihilangkan dengan fasilitas pengolah emisi gas buang juga diangkut dengan conveyor yang berbeda, diolah dengan obat dan sebagainya, lalu ditampung di setiap lubang abu khusus.
Abu dicengkram dan diangkat dengan“crane abu”, lalu menumpuknya pada truk pengangkut abu. Abu yang ditumpuk diangkut di sini ke“tempat pembuangan akhir sampah”.
Agar dapat menggunakan efektif untuk tempat pembuangan akhir sampah dalam waktu yang lama maka selain pelaksanaan pemilahan sampah secara benar, diperlukan juga pengurangan sampah itu sendiri.

Fasilitas pengolah emisi gas buang adalah fasilitas untuk menghilangkan bahan berbahaya dari emisi gas buang yang timbul saat pembakaran sampah.
Pertama, di menara penurun suhu, emisi gas buang didinginkan secara drastis untuk mencegah resintesis dioksin dan senyawanya.
Setelah itu melewatkan emisi gas buang pada alat yang disebut“bag filter”untuk menghilangkan jelaga dan debu yang merupakan sampah mikro dalam emisi gas buang serta dioksin dan senyawanya yang diserapkan dalam bahan kimia.
Selain itu pun bahan berbahaya yang terkandung dalam emisi gas buang dihilangkan dengan bahan kimia seperti kapur mati, karbon aktif, amonia, dan sebagainya.
Emisi gas buang yang telah diolah seperti ini dilepaskan ke udara dari cerobong.
Di kota Yokohama emisi gas buang dikontrol dengan angka yang lebih ketat daripada“peraturan standar”yang ditetapkan oleh hukum.
Kemudian dengan mempublikasikan hasil pengukuran seperti kandungan emisi gas buang setelah pengolahan, mengusahakan menjamin ketenangan bagi penduduk sekitarnya.

Ketel uap adalah peralatan untuk membuat uap dengan cara menggunakan panas yang timbul ketika pembakaran sampah dan mendidihkan air.
Uap yang ditimbulkan dikirim ke“generator turbin uap”dan dimanfaatkan untuk pembangkitan listrik.
Kemudian, selain dimanfaatkan untuk pendinginan dan pemanasan ruangan serta pasokan air panas di dalam pabrik pembakaran, dikirimkan ke fasilitas di sebelahnya yang memanfaatkan sisa panas dan dimanfaatkan sebagai
sumber panas di kolam renang air panas dan fasilitas kamar mandi.

Generatur turbin uap adalah fasilitas untuk mengubah uap yang suhu dan tekanannya tinggi yang timbul di ketel uap menjadi energi listrik.
Listik yang dibuat digunakan di dalam pabrik pembakaran dan fasilitas sekitarnya, dan listrik yang tersisa dijual kepada pemasok tenaga listrik.
Untuk menambah jumlah listrik yang dibangkitkan dari generator turbin uap perlu untuk meningkatkan efisiensi pembakaran di pabrik pembakaran.
Untuk ini kota Yokohama memohon kerjasamanya agar sampah mentah yang banyak kadar airnya disaringkan airnya, ranting pohon dikeringkan dan sebagainya terlebih dahulu sebelum dikeluarkan.

Pabrik pembakaran sampah beroperasi selama 24 jam tidak berhenti.
Untuk itu di“ruang pusat kontrol”, operator melakukan pengoperasian dan pemantauan setiap hari selama 24 jam di dalam pabrik pembakaran.
Di monitor LCD tampil gambar dari kamera yang dipasang di berbagai tempat di dalam pabrik pembakaran dan dilakukan pemantauan.
Pada monitor yang berada tepat di depan operator, ditampilkan data seperti suhu, tekanan, konsentrasi emisi gas buang dengan real time.
Berdasarkan dengan kondisi ini, dengan pengontrolan otomatis oleh komputer dan pengoperasian manual oleh operator, maka peralatan di lapangan dapat dipantau dan dioperasikan dari jarak jauh, serta menjaga pembakaran optimal.

　▲ Jika mengklik, video akan mulai ditayangkan.(tidak ada suara)